DAFTAR ISI / BLOG CONTENT


RAKERNAS 2003
Halaman : [1]


Permohonan Uji Materi Ke Mahkamah Kontitusi RI
Halaman : [1] [2]


Putusan Mahkamah Konstitusi RI
Halaman : [1]


RAKERNAS 2005
Halaman : [1]


DEKLARASI JOGJA 2005
Halaman : [1]


RAKOR Regional I Tahun 2006
Halaman : [1]


SP-PLN Vs JAMSOSTEK
Halaman : [1]


HUT ke VII SP-PLN Tanggal 23 Agustus 2006
Halaman : [1] [2] [3] [4]


SEJARAH SP-PLN
Halaman : [1]


Kunjungan DPP-SP Ke Jambi Tahun 2006
Halaman : [1]


Dukungan BEM-SI
Halaman : [1] [2]


MUBES 2007
Halaman : [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]


Menuju Terwujudnya Wilayah Jambi
Halaman : [1] [2] [3] [4]


RUPS LUB PLN Tahun 2008
Halaman : [1] [2]


SP-PLN Vs RUPS LUB
Halaman : [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16]


Keynote Ketua Umum SP-PLN di Depan Istana Merdeka
Halaman : [1]


MUSCAB 2008
Halaman : [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]


RAKERNAS 2008
Halaman :[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]






Special Pages






END FOR NOW
For Next Update , Please Visit Our Blog Again , Thank You

Sekilas TIPS & INFO Seputar Bencana Gempa Bumi

Agaknya sudah waktunya kita menyadari bahwa Indonesia adalah negara gempa. Oleh karena itu, agar penduduk bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi gempa besar yang bisa datang sewaktu-waktu ini, maka pada saat terjadi gempa bumi besar seperti Gempa Bumi beberapa waktu belakangan ini, akan timbul kerusakan yang penanganannya melebihi kemampuan cepat tanggap pemerintah. Sehingga sampai dengan datangnya pertolongan dari pemerintah, masyarakat diharapkan berusaha bertahan dengan kekuatan sendiri atau bekerjasama dengan keluarga dan orang-orang di sekitar.


Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam Gambar diatas, di mana Wilayah Gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun.


Peta Sebaran Gunung Berapi


Peta Wilayah Gempa Indonesia yang dimuat ini adalah hasil analisis probabilistik bahaya gempa (probabilistic seismic hazard analysis) yang telah dilakukan untuk seluruh wilayah Indonesia berdasarkan data seismotektonik mutakhir yang tersedia saat ini.

Data masukan untuk analisis ini adalah lokasi sumber gempanya, distribusi magnitudo gempa di daerah sumber gempa, fungsi atenuasi yang memberi hubungan antara gerakan tanah setempat, magnitudo gempa di sumber gempa dan jarak dari tempat yang ditinjau sampai sumber gempa, magnitudo minimum dan maksimum serta frikuensi kejadian gempa per tahun di daerah sumber gempa, dan model matematik kejadian gempa. Sebagai daerah sumber gempanya, telah ditinjau semua sumber gempa yang telah tercatat dalam sejarah kegempaan Indonesia, baik sumber gempa pada zona subduksi, sumber gempa dangkal pada lempeng bumi, maupun sumber gempa pada sesarsesar aktif yang sudah teridentifikasi. Mengenai distribusi magnitudo gempa di daerah gempa, hal ini telah dihitung berdasarkan data kegempaan yang tersedia. Distribusi ini lebih dikenal sebagai diagram frikuensi magnitudo Gutenberg-Richter.

Sebagai fungsi atenuasi telah ditinjau beberapa macam fungsi, yaitu yang diusulkan oleh Fukushima & Tanaka (1990), Youngs (1997), Joyner & Boore (1997) dan Crouse (1991), dengan gerakan tanah setempat yang ditinjau berupa percepatan puncak batuan dasar. Kejadian gempanya secara matematik dimodelkan mengikuti fungsi Poisson. Dalam analisis probabilistik bahaya gempa ini, percepatan puncak batuan dasar diperoleh melalui proses perhitungan berturut-turut sebagai berikut: (1) probabilitas total dengan meninjau semua kemungkinan magnitudo dan jarak, (2) probabilitas total dalam satu tahun, (3) probabilitas satu kejadian dalam satu tahun (fungsi Poisson) dan (4) perioda ulang (yang merupakan kebalikan dari probabilitas dalam satu tahun).

Hasil analisis probabilistik bahaya gempa ini, telah diplot pada peta Indonesia berupa garis-garis kontur percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun (perioda ulang Gempa Rencana), yang kemudian menjadi dasar bagi penentuan batas-batas wilayah gempa. Studi ini telah dilakukan oleh beberapa kelompok peneliti secara independen, yang masing-masing hasilnya ternyata agak berbeda yang satu dari yang lainnya. Peta wilayah gempa yang ditetapkan ini adalah hasil perata-rataan hasil studi semua kelompok peneliti tadi.

Oleh karena itu diharapkankan informasi singkat ini diketahui dan dimengerti oleh anggota keluarga kita, agar mempunyai kesiapan dalam menghadapi gempa besar yang seringnya datang secara tiba-tiba.

I. Mekanisme Gempa Bumi

Lempeng permukaan bumi tebalnya beberapa puluh kilometer dan berbentuk seperti papan raksasa yang tertutup bebatuan. Lempeng ini bergerak sangat lambat dan akan bergeser sebanyak beberapa sentimeter atau beberapa belas sentimeter setiap tahun.


Setiap tahun, perbatasan kedua lempeng tersebut sedikit demi sedikit mendapat tekanan. Bila kekuatan untuk bertahan dari tekanan tersebut sudah maksimal, maka lempeng yang tertarik tersebut akan dengan tiba-tiba melenting untuk kembali ke bentuk asalnya, hal tersebut menyebabkan gempa bumi.

Bila terjadi gempa bumi, seluruh Prefektur akan bergetar. Kemudian karena dasar laut juga bergerak, dimungkinkan juga terjadinya tsunami.



II. Kekuatan Gempa Bumi

Seberapa besar getaran yang akan dialami oleh tanah tempat kita berpijak, dipengaruhi oleh besarnya kekuatan gempa di pusat gempa (magnitudo), jarak dari pusat gempa, bentuk dan keadaan tanah.

Hubungan antara kekuatan gempa di permukaan tanah dan magnitudo (kekuatan gempa di pusat gempa) bisa disamakan dengan cahaya bola lampu dan terangnya permukaan meja. Meskipun lampu menyala terang, tetapi kalau jaraknya jauh dari meja, maka permukaan meja akan tetap gelap. Begitu juga dengan magnitudo, meskipun skalanya besar, tetapi kalau terletak jauh dari pusat gempa, maka kekuatan gempa di permukaan tanah akan kecil saja.




III. Pastikan Tempat Untuk Menyelamatkan Diri

Ada baiknya Anda memastikan letak tempat untuk menyelamatkan diri di sekitar Anda dan memastikan rute serta waktu tempuh yang diperlukan. Terutama bila daerah di sekitar Anda adalah daerah yang diperkirakan akan dilanda banjir dan tsunami, sebaiknya Anda mencari tempat tinggi yang tidak terjangkau tsunami.

IV. Periksa Bangunan Rumah Terhadap Ketahanan Gempa

Apakah tempat tinggal Anda tahan terhadap gempa yang berkekuatan besar? Seperti juga badan Anda, bangunan juga perlu diperiksa kesehatannya, sehingga bisa diketahui aman atau tidaknya.




Pemeriksaan ketahanan gempa adalah pemeriksaan yang meliputi keadaan bangunan, banyaknya dinding, kestabilan letak dinding, serta keadaan tanah dan pondasi. Dari hasil pemeriksaan itu, bisa dinilai ketahanan bangunan terhadap gempa secara umum.




Setelah menjalani pemeriksaan dan ternyata ditemukan masalah berkaitan dengan ketahanan terhadap gempa bumi, perlu dilakukan usaha memperkuat ketahanan atas gempa. Penting sekali untuk membuat rencana renovasi yang pasti. Kita bisa menghubungi ahli bangunan lokal maupun instansi lain yang bisa kita percayai.




Suatu bangunan, meskipun sekarang dinyatakan tahan gempa, tetapi kalau tidak dirawat dengan benar lama-lama akan melemah juga. Penanganan secepatnya adalah yang terbaik. Bila gejala berikut ini, meskipun hanya satu saja, terdapat di rumah Anda, sebaiknya segera dilakukan renovasi.


Runtuhnya pagar beton atau pagar tembok, akan menimpa orang, selain itu runtuhan pagar tersebut akan menghambat jalan pengungsian dan bantuan serta menghalangi kegiatan pemadaman kebakaran. Karena itu pastikan Anda memeriksa pagar tembok Anda.


Dalam SNI-1726-2002 sekilas dinformasikan bahwa bangunan gedung dengan struktur beraturan akan mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap gempa daripada bangunan gedung dengan struktur yang tidak beraturan.
Struktur gedung ditetapkan sebagai struktur gedung beraturan, apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
  • Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 m.
  • Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun mempunyai tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25% dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah tonjolan tersebut.
  • Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun mempunyai coakan sudut, panjang sisi coakan tersebut tidak lebih dari 15% dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah sisi coakan tersebut.
  • Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan beban lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama ortogonal denah struktur gedung secara keseluruhan.
  • Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan kalaupun mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung yang menjulang dalam masing-masing arah, tidak kurang dari 75% dari ukuran terbesar denah struktur bagian gedung sebelah bawahnya. Dalam hal ini, struktur rumah atap yang tingginya tidak lebih dari 2 tingkat tidak perlu dianggap menyebabkan adanya loncatan bidang muka.
  • Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa adanya tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak adalah suatu tingkat, di mana kekakuan lateralnya adalah kurang dari 70% kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan lateral rata-rata 3 tingkat di atasnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kekakuan lateral suatu tingkat adalah gaya geser yang bila bekerja di tingkat itu menyebabkan satu satuan simpangan antar-tingkat.
  • Sistem struktur gedung memiliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya setiap lantai tingkat memiliki berat yang tidak lebih dari 150% dari berat lantai tingkat di atasnya atau di bawahnya. Berat atap atau rumah atap tidak perlu memenuhi ketentuan ini.
  • Sistem struktur gedung memiliki unsur-unsur vertikal dari sistem penahan beban lateral yang menerus, tanpa perpindahan titik beratnya, kecuali bila perpindahan tersebut tidak lebih dari setengah ukuran unsur dalam arah perpindahan tersebut.
  • Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa lubang atau bukaan yang luasnya lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat. Kalaupun ada lantai tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu, jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari jumlah lantai tingkat seluruhnya.

V. Periksa Penataan Perabot Rumah Terhadap Ketahanan Gempa

Karena getaran yang kuat, perabotan rumah banyak yang roboh, dan rumah atau bangunan yang tidak tahan gempa banyak roboh, sehingga banyak orang meninggal atau terluka. Selain itu, ada juga orang yang terluka karena pecahan kaca atau pecahan peralatan makan.
Pada Gempa Bumi, seringkali penyebab kematian dan luka adalah karena kejatuhan perabot atau karena rumah yang roboh. Dengan membuat rumah menjadi tahan gempa dan memasang pasak pada perabot, maka kerugian akibat getaran gempa bisa dikurangi.

Selain itu, dengan mencegah pecahan kaca dan pecahan peralatan makan berhamburan, maka luka juga bisa dicegah.

Apa yang terjadi dengan perabot pada saat terjadi gempa?
Roboh, bergeser dan menutup jalan, bergetar, terlempar, jatuh (seperti dalam bagan di bawah ini), selain itu permukaan lantai menjadi licin.




Jangan meletakkan perabot yang tinggi di atas karpet!
Letakkan perabot yang tinggi di atas lantai yang keras. Jangan di atas lantai yang lunak. Terutama bila letaknya di lantai 2.


Letakkan barang yang berat di bawah dan barang yang ringan di atas!
Jangan meletakkan barang yang berbahaya dan berat seperti kaca, setrika, TV, dll. di atas perabot.


Memasang pasak tahan gempa!
Pasak tahan gempa adalah perlindungan yang murah. Pilihlah berdasarkan tujuan penggunaan dan tempat yang akan dipasang. (Bagi yang tinggal di rumah sewa, harus mendapat ijin dari pemilik rumah)


Mengatur ulang letak perabot!
Jangan meletakkan perabot di dekat tempat tidur atau di sekitar pintu.


Cegah agar kaca yang pecah tidak berhamburan!
  • Menempelkan film yang bisa mencegah kaca pecah berhamburan
  • Paling tidak ditempel di ruangan yang sering didiami untuk waktu lama (kamar tidur, ruang duduk) dan kamar mandi, untuk melindungi badan yang telanjang dari pecahan kaca.
  • Untuk barang-barang yang berharga mahal, diamankan dengan pengunci khusus
  • Hati-hati dengan kemungkinan jatuhnya peralatan makan

VI. Bagaimana Bereaksi Pada Saat Terjadi Gempa

Pada saat terjadi gempa bumi besar, diperkirakan akan sulit untuk mendapatkan petunjuk pengungsian dan bantuan darurat dari Instansi Pemerintah setempat. Yang harus diingat adalah “Lindungi jiwa sendiri”.

Bila berada di dalam ruangan!
Bersembunyilah di bawah meja yang kuat, karena ada kemungkinan perabotan, bingkai foto dan rak buku akan berjatuhan dan roboh.


Bila berada di dalam Lift/Elevator!
Untuk elevator yang dilengkapi dengan pendeteksi gempa, elevator akan secara otomatis berhenti di lantai terdekat. Bila elevator tidak dilengkapi dengan alat pendeteksi gempa, bila merasakan getaran, tekan semua tombol lantai yang ada, dan segera keluar begitu elevator berhenti.


Bila sedang berjalan di dalam kota!
Bila sedang berjalan di dekat bangunan, hati-hati akan kaca pecah atau kejatuhan papan reklame. Mencari tempat yang aman sambil melindungi kepala dengan barang yang dibawa.


Bila berjalan di sebelah pagar beton!
Segeralah menjauh, karena ada kemungkinan pagar tersebut akan roboh.


Bila sedang melewati jembatan atau jembatan penyeberangan!
Berlari ke arah ujung terdekat, berusahalah untuk keluar dari jembatan. Bila tidak bisa bergerak, rendahkan badan dan berpegangan pada pegangan jembatan supaya tidak terlempar.


Bila berada di gunung!
Menjauhlah dari lereng atau atas tebing.


Bila berada di dekat laut atau sungai!
Karena diperkirakan akan ada tsunami, segeralah menjauh dari laut atau sungai, untuk menuju ke tempat yang tinggi. Tsunami juga terjadi di sungai.
Catatan: Bila pergi ke pantai, dll. pastikan ada tidaknya tempat atau gedung yang tinggi di sekitarnya untuk berjaga-jaga bila tiba-tiba terjadi tsunami.


Bila sedang mengemudi mobil!
Begitu merasakan getaran, turunkan kecepatan, jangan tergesa-gesa, tepikan mobil di bahu jalan sebelah kiri, kemudian matikan mesin. Bila berada di lereng yang panjang atau di dekat pintu keluar masuk terowongan, karena ada kemungkinan longsor, segeralah menjauh dari tempat tersebut kemudian hentikan mobil.
Jangan mengunci pintu dan biarkan kunci tetap tergantung di tempatnya pada saat meninggalkan kendaraan. Jangan meninggalkan barang berharga di dalam kendaraan. Berhati-hatilah agar tidak ditabrak oleh pengendara lain.


Bila naik kendaraan umum!
Lindungilah diri Anda dari akibat pengereman mendadak dengan berpegangan pada sesuatu atau mengenakan sabuk pengaman. Setelah kendaraan berhenti, segera keluar secepatnya, bergeraklah dengan tenang.


Memastikan Keselamatan Anggota Keluarga Lainnya!
Ada kemungkinan kita akan mengalami gempa pada saat tidak bersama keluarga. Dengan memperkirakan kemungkinan tidak bisa pulang ke rumah, ada baiknya disepakati tempat bertemu dengan anggota keluarga yang lain (misalnya di tempat pengungsian, rumah teman, dll.).
Bila meninggalkan rumah untuk mengungsi, sebaiknya menempelkan kertas yang berisi ke mana tujuan kita dan bagaimana kita bisa dihubungi.
Kita tidak selalu dapat mengandalkan komunkasi lewat telephone karena di tempat yang terkena bencana, biasanya juga terjadi gangguan telepon dan alat komunikasi lainnya.

VII. Bagaimana Bereaksi Pada Saat Terjadi Tsunami

Ciri-ciri Tsunami!


Yang harus diperhatikan berkenaan dengan penyelamatan diri pada saat tsunami!



Persiapan untuk penyelamatan diri pada saat tsunami!
-    Tentukan tempat untuk menyelamatkan diri
-    Tentukan rute pengungsian (penting juga untuk mencoba melewati langsung rute tersebut)
-    Ingat-ingat tanda tempat pengungsian tsunami

VIII. Bahaya masih berlanjut

Penanganan terhadap kebakaran!
Pada saat ada kemungkinan kebakaran akan merembet, mengungsilah ke lapangan yang luas.
Jika memungkinkan agar menyediakan alat pemadam di rumah.


Penanganan terhadap gempa susulan!
Perhatikan pengumuman mengenai gempa susulan yang dikeluarkan oleh Kantor Cuaca.
Jangan masuk ke dalam rumah yang mulai rusak! Jangan mendekati tempat yang berbahaya seperti tempat yang diperkirakan akan longsor.
Penanganan terhadap tsunami gunung!
Bila terjadi dam pasir secara alami, ada kemungkinan terjadi banjir pasir batu di daerah hilir.
Bila sungai terbendung akibat tanah longsor, segeralah mengungsi.

IX. Nilailah Kesiapan Anda

Setelah membaca Informasi singkat ini, pasti Anda sudah mendapat pengetahuan dasar tentang Gempa Bumi. Selanjutnya, cobalah untuk secara nyata “bersiap-siap”. Minimal, apakah Anda sudah mempersiapkan tujuh hal di bawah ini atau belum, karena ini akan menjadi kunci penyelamatan diri pada saat terjadi bencana gempa bumi. Silakan diperiksa, bila jawaban “ya” kurang dari 3, berarti persiapan Anda kurang.



X. Masuk Asuransi Kesehatan, Kebakaran dan Gempa

Asuransi adalah perlindungan terakhir yang dapat diandalkan ketika terjadi bencana.
Masuklah asuransi kesehatan!
Bila tidak mendaftar di asuransi kesehatan, maka bila terluka pada saat terjadi gempa bumi, harus menanggung sendiri seluruh biaya pengobatan. Pastikan Anda dan seluruh anggota keluarga sudah terdaftar di dalam asuransi kesehatan.
Masuklah asuransi gempa dan kebakaran!
Kebakaran yang timbul sebagai akibat gempa bumi, pada umumnya tidak ditanggung oleh asuransi kebakaran. Untuk mengatasi kerugian atas rumah maupun harta benda yang timbul karena gempa, perlu masuk asuransi gempa selain juga asuransi kebakaran.


DISARIKAN DARI BERBAGAI SUMBER
Please feel free to download , save and print this information
Just Clik Here to do so


Literatur Tambahan :
Click It To Download It !

  1. SNI-1726-2002 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
  2. Meningkatkan Daya Tahan Terhadap Gempa Pada Gedung Kecil, Rumah, dan Prasarana Daerah
  3. Perencanaan Rumah Prefabrikasi Tahan Gempa Dengan Rangka Baja Ringan Dengan Dinding Papan Serat Semen (Rukom)
  4. Potensi Ferosemen Untuk Rumah Tahan Gempa 

LEAFLET










Semoga Berguna !

SP-PLN Official Website :

SP-PLN Official Website :
Klik gambar banner untuk masuk ke website resmi SP-PLN